Senin, 23 Maret 2020

Biological Agent Classification According to the Risk


Class
Deskripsi
Tipe Agent
Contoh Mikroorganisme
Class I
Mikroorganisme yang digunakan tidak menyebabkan penyakit. Tidak memerlukan penanganan atau perlatan khusus.
Bakteria
All those which have been assessed for risk and do not belong in higher classes
Fungi
Protozoa
Virus
·         Beberapa strain virus influenza
·         Virus newcastle
Class II
Mikroorganisme yang memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit apabila tidak sengaja terinokulasi, namun masih bisa ditangani dengan penanganan laboratorium secara umum.
Bakteria
·         Campylobacter spp.
·         Clostridium spp.
·         E. coli spp.
·         Klebsiella spp.
·         Mycobacteria spp.
·         Shigella spp.
·         Vibrio spp.
·         Salmonella spp
Fungi
·         Penicillium spp.
·         Cryptococcus spp.
·         Microsporum spp
Protozoa
·         Cryptosporidium spp.
·         Giardia spp.
·         Encephalitozoon spp.
·         Enterocytozoon spp.
·         Babesia spp.
·         Echinococcus spp.
·         Entamoeba spp.
·         Fasciola spp.
·         Leishmania spp.
·         Plasmodium spp.
·         Schistosoma spp.
·         Trypanosoma spp.
Virus
·         Adenoviruses
·         Corona viruses
·         Cowpox virus
·         Coxsackie A and B viruses
·         Echoviruses
·         Hepatitis viruses A, B, C, D and E
·         Epstein-Barr virus
·         Influenza viruses
·         Vaccinia virus
Class III
Mikroorganisme yang memerlukan penanganan khusus. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme pada kelas ini dapat menyebabkan penyakit melalui penularan aerosol. Memerlukan izin khusus apabila hendak mikrooganisme pada kelas ini dari luar negeri.
Bakteria
·         Brucella spp.
·         Mycobacterium bovis
·         Mycobacterium tuberculosis
·         Rickettsia spp.
·         Yersinia pestis
Fungi
·         Coccidioides immitis
·         Histoplasma capsulatum
Protozoa
-
Virus
·         Dengue virus
·         Monkey pox virus
·         Yellow fever virus
Class IV
Mikroorganisme pada kelas ini dapat menyebabkan penyakit endemic, sehingga, orang yang bekerja pada mikroorganisme kelas ini memerlukan keahlian khusus yang tersertifikasi.
Bakteria
-
Fungi
-
Protozoa
-
Virus
·         Mikroorganisme penyebab demam berdarah
·         Virus demam ebola
·         Virus marburg
Class V
Mikroorganisme yang sangat berbahaya. Kepemilikannya diatur oleh sebuah hukum.


Kamis, 19 Maret 2020

Laboratorium Biosafety (Biosafety Laboratories)

          Laboratorium biosafety harus dirancang dengan hati-hati karena harus mampu menangani atau mencegah agen-eagen mikroorganisme yang memiliki kemampuan menginfeksi. Laboratorium Biosafety dirancang untuk keperluan sarana penelitian maupun sarana pendidikan. Laboratorium Biosafety yang dibangun tidak boleh menyebabkan kerusakan pada lingkungan ataupun memaparkan bahaya kepada para pekerjanya. Berdasarkan ketetapan Pusat Kendali Penyakit dari US  Department of Health and Human Services: CDC-NIH 1993, laboratorium Biosafety dirancang berdasarkan 4 level keamanan

Biosafety Level 1
    Agen-agen yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium ini merupakan agen-agen mikroorganisme yang tidak berbahaya/ tidak menimbulkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat. Secara umum, tidak ada peralatan khusus, umumnya laboratorium ini dilengkapi dengan wastafel untuk mencuci tangan dan hanya pembatasan jumlah orang uang bisa mengakses (keluar-masuk) untuk menggunakan laboratorium ini.
          Mikroorganisme yang digunakan pun dapat diteliti menggunakan teknik mikrobiologi standar.
Co: Laboratorium Mikrobiologi Sarjana
Biosafety Level 2
        Agen-agen mikrooraganisme yang digunakan di dalam lab ini agak berbahaya untuk manusia dan lingkungan.
        Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini harus memiki kemampuan standar mikrobiologis. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan terjadi aerolisasi mikroorganisme yang berpotensi pathogen saat melakukan praktikum/ penelitian.
        Laboratorium ini harus dilengkapi dengan Biosafety cabinet class II
     



Biosafety Level 3
         Agen-agen yang digunakan di dalam laboratorium ini dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya karena adanya paparan AmB.
    Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini harus menggunakan safety hood dan mengganti pakaian sebelum meninggalkan laboratorium/ pulang.
         Fasilitas pada laboratorium ini dilengkapi dengan negative airflow dan filter ventilation agar masyarakat dan lingkungan di sekitarnya terlindungi.



Biosafety Level 4
                 Laboratorium ini harus memiliki tingkat keamanan yang paling tinggi. Lokasi laboratorium ini harus terpisah dengan gedung-gedung public/ umum. Atau harus 100% terisolasi dari ruang-ruang public.
         Semua udara yang keluar-masuk laboratorium ini harus disaring/ disterilisasi menggunakan filtration and germicidal treatment.
                Orang-orang yang dapat bekerja di laboratorium ini harus benar-benar terlatih, bahkan memiliki sertifikat keahlian khusus yang melebihi biosafety level 2 dan level 3. Hal ini dikarenakan, agen-agen mikroorganisme yang digunakan dapat menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya dan mudah terjadi aerolisasi. Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini juga harus menggunakan pakaian khusus (biosafety suit) yang sudah disterilisasi, kemudian disarankan/ diharuskan untuk mandi terlebih dahulu serta mengganti pakaian sebelum meninggalkan laboratorium.


reference:

Ian L. Pepper, Charles P. Gerba, Terry J. Gentry. (2015). Microbial Environment. In Environmental Microbiology (p. 115). San Diego: Elsevier.


Selasa, 26 April 2016

                                                               Allium cepa




Daucus carota

Praktikum--6 Organ Akar dan Bunga


Selamat sore~
Ini praktikum terakhir Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan di semester 2
Terima Kasih sudah mengunjungi blog ini..
Semoga Bermanfaat

Akar Arben (x10)

Anthera pada Lilium sp. yang belum pecah

Ovarium pada Lilium sp (x10)

Corolla pada Rossa sp (x10)

Susunan sel pada akar Zea mays (x10)

Organ Batang

Selamat Sore~
Postingan kali ini adalah susunan sel pada organ batang
Semoga Bermanfaat
:*


Sel-sel yang ada pada batang Bunga Kertas (Bougenville spectabilis)

Sel-sel pada batang Cordiline

Susunan sel pada batang Helianthus sp

Susunan sel pada batang Passiflora edulis

Selasa, 02 Februari 2016

Paktikum ke 4 ---Jaringan Pengangkut

Bismillahirrahmannirrahim..
ini praktikum ke 4..
sebenarnya  di perkuliahan saya ada 6x praktikum pada semeser ini..
Tapi.., hem.. saya udah mulai ngantuk.. saya uploadnya sampai sini dulu..


Floem dan Xylem pada Arben 40x


Floem dan Xylem pada Arben 10x 



Floem dan Xylem pada Asplenium 10x



Floem dan Xylem pada Cucurbitaceae 10x




Floem dan ylem pada Helianthus annus 40x 


Floem dan Xylem pada Helianthus annus 10x 



Floem dan Xylem pada Riccinus sp 10x 




Floem dan Xylem pada Zea mays 


Ehem ehem.. Karena mimin udah lelah #hayati lelah bang..eh..
saya cukupkan smpai sini dulu..
mudah-mudahan ingat untuk blogging lagi buat kelanjutannya..
Semoga bermanfaat.

Praktikum ke-3 ----Jaringan Pelindung dan Jaringan Penutup


 Skelerenkim/Sklereid pada buah pir 10x




 Sel stomata dan sel tetangga pad Canna indica  10x


Sel stomata dan sel tetangga pada Canna indica 40x


Sel sklerenkim pada Cocos nucifera 10x (didapat dari mengerik batok kelapa) 



Trichoma pada Durio zibetinus




Litochist pada Ficus elastica 10x



Sel sklerenkim pada Helianthus annus 10x 


Bagian ektodermis pada Helianthus annus 40x


Sel sklerenkim pada Helianthus annus  40x



Sel kipas pada Poaceae



 Sel stomata dan sel tetangga pada daun Rhoe discolor 10x



Bagian endodermis pada batang Zea mays 10x



menerima kritik dan saran dari siapa pun apalagi kalau ada yang memberi masukan soal desain blog (sangat membutuhkan)...

Hehehehe

Biological Agent Classification According to the Risk

Class Deskripsi Tipe Agent Contoh Mikroorganisme Class I Mikroorganisme yang digun...