Class
|
Deskripsi
|
Tipe Agent
|
Contoh Mikroorganisme
|
Class I
|
Mikroorganisme
yang digunakan tidak menyebabkan penyakit. Tidak memerlukan penanganan atau
perlatan khusus.
|
Bakteria
|
All
those which have been assessed for risk and do not belong in higher classes
|
Fungi
|
|||
Protozoa
|
|||
Virus
|
·
Beberapa strain virus influenza
·
Virus newcastle
|
||
Class II
|
Mikroorganisme
yang memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit apabila tidak sengaja terinokulasi,
namun masih bisa ditangani dengan penanganan laboratorium secara umum.
|
Bakteria
|
·
Campylobacter spp.
·
Clostridium spp.
·
E. coli spp.
·
Klebsiella spp.
·
Mycobacteria spp.
·
Shigella spp.
·
Vibrio spp.
·
Salmonella spp
|
Fungi
|
·
Penicillium spp.
·
Cryptococcus spp.
·
Microsporum spp
|
||
Protozoa
|
·
Cryptosporidium spp.
·
Giardia spp.
·
Encephalitozoon spp.
·
Enterocytozoon spp.
·
Babesia spp.
·
Echinococcus spp.
·
Entamoeba spp.
·
Fasciola spp.
·
Leishmania spp.
·
Plasmodium spp.
·
Schistosoma spp.
·
Trypanosoma spp.
|
||
Virus
|
·
Adenoviruses
·
Corona viruses
·
Cowpox virus
·
Coxsackie A and B viruses
·
Echoviruses
·
Hepatitis viruses A, B, C, D and E
·
Epstein-Barr virus
·
Influenza viruses
·
Vaccinia virus
|
||
Class III
|
Mikroorganisme
yang memerlukan penanganan khusus. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme
pada kelas ini dapat menyebabkan penyakit melalui penularan aerosol. Memerlukan
izin khusus apabila hendak mikrooganisme pada kelas ini dari luar negeri.
|
Bakteria
|
·
Brucella spp.
·
Mycobacterium bovis
·
Mycobacterium tuberculosis
·
Rickettsia spp.
·
Yersinia pestis
|
Fungi
|
·
Coccidioides immitis
·
Histoplasma capsulatum
|
||
Protozoa
|
-
|
||
Virus
|
·
Dengue virus
·
Monkey pox virus
·
Yellow fever virus
|
||
Class IV
|
Mikroorganisme
pada kelas ini dapat menyebabkan penyakit endemic, sehingga, orang yang
bekerja pada mikroorganisme kelas ini memerlukan keahlian khusus yang tersertifikasi.
|
Bakteria
|
-
|
Fungi
|
-
|
||
Protozoa
|
-
|
||
Virus
|
·
Mikroorganisme penyebab demam berdarah
·
Virus demam ebola
·
Virus marburg
|
||
Class V
|
Mikroorganisme
yang sangat berbahaya. Kepemilikannya diatur oleh sebuah hukum.
|
|
|
Rionna's Blog
Belajar Biologi
Senin, 23 Maret 2020
Biological Agent Classification According to the Risk
Kamis, 19 Maret 2020
Laboratorium Biosafety (Biosafety Laboratories)
Laboratorium
biosafety harus dirancang dengan hati-hati karena harus mampu menangani atau
mencegah agen-eagen mikroorganisme yang memiliki kemampuan menginfeksi.
Laboratorium Biosafety dirancang untuk keperluan sarana penelitian maupun sarana
pendidikan. Laboratorium Biosafety yang dibangun tidak boleh menyebabkan
kerusakan pada lingkungan ataupun memaparkan bahaya kepada para pekerjanya. Berdasarkan
ketetapan Pusat Kendali Penyakit dari US
Department of Health and Human Services: CDC-NIH 1993, laboratorium
Biosafety dirancang berdasarkan 4 level keamanan
Biosafety
Level 1
|
Agen-agen yang digunakan untuk penelitian di dalam
laboratorium ini merupakan agen-agen mikroorganisme yang tidak berbahaya/ tidak
menimbulkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat. Secara umum, tidak ada
peralatan khusus, umumnya laboratorium ini dilengkapi dengan wastafel untuk
mencuci tangan dan hanya pembatasan jumlah orang uang bisa mengakses
(keluar-masuk) untuk menggunakan laboratorium ini.
Mikroorganisme yang digunakan pun dapat diteliti menggunakan
teknik mikrobiologi standar.
|
Co: Laboratorium
Mikrobiologi Sarjana
|
|
Biosafety
Level 2
|
Agen-agen mikrooraganisme yang digunakan di dalam lab ini agak
berbahaya untuk manusia dan lingkungan.
Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini harus memiki
kemampuan standar mikrobiologis. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan
terjadi aerolisasi mikroorganisme yang berpotensi pathogen saat melakukan
praktikum/ penelitian.
Laboratorium ini harus dilengkapi dengan Biosafety
cabinet class II
|
Biosafety
Level 3
|
Agen-agen yang digunakan di dalam laboratorium ini dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya karena adanya paparan AmB.
Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini harus
menggunakan safety hood dan mengganti pakaian sebelum meninggalkan laboratorium/
pulang.
Fasilitas pada laboratorium ini dilengkapi dengan negative
airflow dan filter ventilation agar masyarakat dan lingkungan di sekitarnya terlindungi.
|
Biosafety
Level 4
|
Laboratorium ini harus memiliki tingkat keamanan yang paling
tinggi. Lokasi laboratorium ini harus terpisah dengan gedung-gedung public/
umum. Atau harus 100% terisolasi dari ruang-ruang public.
Semua udara yang keluar-masuk laboratorium ini harus
disaring/ disterilisasi menggunakan filtration and germicidal treatment.
Orang-orang yang dapat bekerja di laboratorium ini harus
benar-benar terlatih, bahkan memiliki sertifikat keahlian khusus yang melebihi
biosafety level 2 dan level 3. Hal ini dikarenakan, agen-agen mikroorganisme
yang digunakan dapat menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya dan mudah
terjadi aerolisasi. Orang-orang yang bekerja di laboratorium ini juga harus
menggunakan pakaian khusus (biosafety suit) yang sudah disterilisasi,
kemudian disarankan/ diharuskan untuk mandi terlebih dahulu serta mengganti pakaian
sebelum meninggalkan laboratorium.
|
reference:
Ian L. Pepper,
Charles P. Gerba, Terry J. Gentry. (2015). Microbial Environment. In Environmental
Microbiology (p. 115). San Diego: Elsevier.
Selasa, 26 April 2016
Praktikum--6 Organ Akar dan Bunga
Selamat sore~
Ini praktikum terakhir Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan di semester 2
Terima Kasih sudah mengunjungi blog ini..
Semoga Bermanfaat
Akar Arben (x10)
Anthera pada Lilium sp. yang belum pecah
Ovarium pada Lilium sp (x10)
Corolla pada Rossa sp (x10)
Susunan sel pada akar Zea mays (x10)
Organ Batang
Selamat Sore~
Postingan kali ini adalah susunan sel pada organ batang
Semoga Bermanfaat
:*
Sel-sel yang ada pada batang Bunga Kertas (Bougenville spectabilis)
Sel-sel pada batang Cordiline
Susunan sel pada batang Helianthus sp
Susunan sel pada batang Passiflora edulis
Selasa, 02 Februari 2016
Paktikum ke 4 ---Jaringan Pengangkut
Bismillahirrahmannirrahim..
ini praktikum ke 4..
sebenarnya di perkuliahan saya ada 6x praktikum pada semeser ini..
Tapi.., hem.. saya udah mulai ngantuk.. saya uploadnya sampai sini dulu..
Floem dan Xylem pada Arben 40x
Floem dan Xylem pada Arben 10x
Floem dan Xylem pada Asplenium 10x
Floem dan Xylem pada Cucurbitaceae 10x
Floem dan ylem pada Helianthus annus 40x
Floem dan Xylem pada Helianthus annus 10x
Floem dan Xylem pada Riccinus sp 10x
Floem dan Xylem pada Zea mays
Ehem ehem.. Karena mimin udah lelah #hayati lelah bang..eh..
saya cukupkan smpai sini dulu..
mudah-mudahan ingat untuk blogging lagi buat kelanjutannya..
Semoga bermanfaat.
Praktikum ke-3 ----Jaringan Pelindung dan Jaringan Penutup
Skelerenkim/Sklereid pada buah pir 10x
Sel stomata dan sel tetangga pad Canna indica 10x
Sel stomata dan sel tetangga pada Canna indica 40x
Sel sklerenkim pada Cocos nucifera 10x (didapat dari mengerik batok kelapa)
Trichoma pada Durio zibetinus
Litochist pada Ficus elastica 10x
Sel sklerenkim pada Helianthus annus 10x
Bagian ektodermis pada Helianthus annus 40x
Sel sklerenkim pada Helianthus annus 40x
Sel kipas pada Poaceae
Sel stomata dan sel tetangga pada daun Rhoe discolor 10x
Bagian endodermis pada batang Zea mays 10x
menerima kritik dan saran dari siapa pun apalagi kalau ada yang memberi masukan soal desain blog (sangat membutuhkan)...
Hehehehe
Langganan:
Postingan (Atom)
Biological Agent Classification According to the Risk
Class Deskripsi Tipe Agent Contoh Mikroorganisme Class I Mikroorganisme yang digun...
-
Skelerenkim/Sklereid pada buah pir 10x Sel stomata dan sel tetangga pad Canna indica 10x Sel stomata dan sel tetangg...
-
Selamat Sore~ Postingan kali ini adalah susunan sel pada organ batang Semoga Bermanfaat :* Sel-sel yang ada pada batang Bunga...
-
jaringan parenkim pada eceng gondok Jaringan parenkim pada Carica papaya Jaringan parenkim bentuk bintang pada batang ...